Minggu, 05 Juli 2009

Rumah Ibadah Boen Tek Bio

Rumah Ibadah Boen Tek Bio

Pada tahun 1826, Ong Cing Swe berhasil memperoleh sertifikat tanah kepemilikan di belakang Pasar Banyumas dari pemerintah Hindia Belanda. Pria pedagang peranakan China itu tentu tak sampai mengira, tanah miliknya akan berubah menjadi salah satu bangunan bernilai sejarah tinggi sekaligus menjadi pusat spiritual yang didatangi warga dari berbagai belahan dunia.

Oleh masyarakat peranakan China, tanah itu semula digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan, aktivitas kesenian dan kebudayaan (Cung Hwa Hwe Kwan). Inilah salah satu ruang alternatif yang dibangun terutama untuk merekatkan komunitas warga peranakan yang jauh dari negeri Tirai Bambu. Disini pula, warga peranakan mewarisi tradisi tanah leluhur dengan tetap menyesuaikan dengan lingkungan.

Mereka menjadikan tanah itu sekaligus sebagai rumah bagi perkumpulan kematian Tionghoa (The Gie Hwe /TGW). Kursi-kursi tua bercap TGW masih digunakan di ruang pertemuan sampai sekarang. Bahkan peninggalan seperti kereta jenasah dan peralatan pemakaman pun masih tersimpan dengan baik.

Pada tahun 1950-an, gedung pertemuan digunakan untuk SD Kristen dan selanjutnya menjadi tempat pengajaran sekolah negeri, SMPN 1 Banyumas. Kegiatan pendidikan ini melanjutkan misi komunitas Tionghoa di Kota Lama Banyumas untuk turut berperan dalam upaya mencerdaskan warga tanpa mengenal ras, agama dan kelas social.

Rumah Ibadah


Foto: Isro Adi Harso

Pada tahun 1960, gedung beralih fungsi menjadi pusat ibadah bagi umat Tri Dharma meliputi Kong Hu Chu, Budha dan Tao. Ratusan orang dari berbagai kota di Indonesia setiap bulannya mengadakan sembahyangan sekaligus menikmati pesona masa lalu peninggalan leluhur warga keturunan Tionghoa ini.

Terutama pada masa perayaan Ruwat Putra Sulung dan Ci Swa, peserta prosesi mencapai ribuan. Sejak tahun 2006, mereka berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Australia, China, Malaysia dan Taiwan. Setiap hari, para pendoa di kuil ini menerima berbagai permohonan dari mereka yang percaya dan kini tinggal di berbagai negara. Mereka akan memberi keterangan lengkap mengenai kebutuhannya, mulai dari pembebasan dari penyakit hingga permintaan rejeki, kepada para pendoa.

Kuda Sembrani dan Pendapa

Boen Tek Bio menjadi berbeda dengan klenteng pada umumnya dengan kehadiran Kuda Sembrani dan Pendapa. Para pendoa mempercayai jika mereka mendapat wahyu untuk membuat Patung Kuda Sembrani di depan rumah ibadah.

Foto: Isro Adi HarsoKuda Sembrani
Patung berwarna putih itu melindungi sebuah bola bumi dengan perpaduan lima warna berbeda yang mewakili lima benua. Pada mulanya, mereka tidak mengerti mengapa patung itu perlu ada.

Kini dengan kesaksian yang datang dari berbagai penjuru bumi tentang berkah dan keselamatan berkat para pendoa di rumah ibadah, makna Patung Kuda Sembrani baru bisa dipahami. Kuda Sembrani menjadi lambang roh suci yang membuat kuasa doa dari rumah ibadah mampu menjangkau siapapuKuda Sembranin yang membutuhkan bantuan di seluruh bumi.

Pendapa merupakan ruang terbuka yang berada tepat di depan pintu rumah utama. Pendapa menjadi ciri utama dari arsistektur asli masyarakat Jawa.

Bangunan pendapa dengan gaya arsistektur China, dibangun bukan atas saran ahli perancang bangunan. Seperti halnya Patung Kuda Sembrani, para pendoa mempercayai bahwa mereka memperoleh wahyu dari para suci untuk membangun pendapa. Kini berdasar petunjuk para suci, warga memahami pembangunan itu sebagai simbol pembaruan antara tradisi China dan tradisi Jawa. Rumah Ibadah juga mengadakan penghormatan secara khusus kepada leluhur Kejawen, bernama Mbah Kuncung.

Pembauran itu tercermin pula dalam bagaimana para pemeluk agama memanjatkan doa. Mereka berdoa Kepada yang Agung dan Mulia Tuhan Allah (Thian Kong), Kepada yang Mulia Ibu Pertiwi (Tie Mu Niang Niang), Kepada Yang Mulia Penguasa Timur, Barat, Utara dan Selatan (Tung , Sin, Nan, Pae). Pola pemujaan semacam ini digunakan pula dalam adat pemujaan Kejawen, kepercayaan asli Jawa. Setiap hari Senin Wage (penanggalan Jawa) dan Kamis malam (penanggalan internasional), anggota paguyuban mengadakan meditasi yang diikuti oleh warga dari berbagai latar belakang agama.

Sumur Lima Sumber

Sumur Lima Sumber
foto: Isro Adi Harso

Boen Tek Bio memiliki mata air yang menjadi sumber inspirasi spiritual terpenting selain Hu (tulisan doa di atas kertas). Hu Kuning merupakan Hu diatas kertas kuning menggunakan tinta merah untuk jenis doa memohon rejeki. Hu Merah merupakan Hu diatas kertas merah menggunakan tinta hitam untuk jenis doa memohon keselamatan dan kesembuhan.

Mata air berada di dalam Sumur Lima Sumber Mata Air (Uwei Ching Sen). Kelima mata air berasal dari lima lokasi yang menjadi pusat spiritual terpenting di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kelima mata air tersebut adalah mata air asli dari sumur Boen Tek Bio.

Mata air Sumur Mas dari Kompleks Kadipaten di Kota Lama Banyumas. Sumur Mas merupakan sumber mata air yang menjadi sumber kekuatan spiritual dan dipercaya sebagai cikal-bakal kehidupan Kabupaten Banyumas. Sampai saat ini, para peziarah masih memanfaatkan air untuk keperluan yang berhubungan dengan pemujaan.

Sumber air Telaga Kalibening, Desa Dawuhan, Banyumas. Merupakan salah satu pusat spiritual utama kepercayaan Kejawen. Sumber air tidak pernah kering sepanjang tahun, digunakan untuk keperluan tradisi pensucian berbagai benda pusaka, air sumber berkah dan kesembuhan.

Sumber mata air Sungai Serayu dari kawasan Dieng, Kabupaten Wonosobo. Mata air ini menjadi ibu dari Sungai Serayu, salah satu sungai terbesar di Jawa Tengah yang membelah wilayah Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap.

Sumber mata air Bumi Jawa, Guci, Kabupaten Brebes sebagai mata air panas yang berasal dari perut Gunung Slamet. Sampai sekarang, warga memanfaatkan mata air untuk keperluan pengobatan berbagai penyakit.

Pengelolaan

Rumah Ibadah memiliki gedung pertemuan dua lantai berarsistektur China, dengan kapasitas mencapai 1600 orang. Pengelola melayani para wisatawan, dan mereka yang datang untuk keperluaan spiritual setiap hari. Rumah Ibadah dibuka pukul 06.00 WIB hingga 24.00. Untuk keperluan spiritual, pengelola melayani pengunjung hingga dinihari tiba.

Lokasi

Jalan Pungkuran Nomor 790

Banyumas 53192

0281 796484

0281 7620271

Email : btbio@yahoo.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
basisjaka@gmail.com